SMPN 10 Malang – Jangan pernah berhenti belajar, karena hidup tak pernah berhenti mengajarkan. Guru dan siswa SMPN 10 Malang mengawali kegiatan belajar mengajar dengan melaksanakan Asesmen Diagnostik dan Asesmen Psikologis. SMPN 10 Malang yang sangat berkomitmen dengan layanan pendidikan inklusif, setara, dan berkeadilan melakukan serangkaian asesmen dan screening awal untuk melakukan pemetaan siswa baru. Guru/karyawan juga secara konsisten melakukan pelatihan mengenai penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif di Era Kurikulum Merdeka. Pihak sekolah bekerja sama dengan beberapa lembaga yang memiliki tenaga ahli untuk melakukan pendampingan kepada bapak/ibu guru, seperti UPT Layanan Pendidikan ABK Kota Malang, Dept. Psikologi UB, Fakultas Psikologi UMM, Ruang Guru, dan Lembaga Krisna Duta Kencana.

Asesmen diagnostik berbentuk penilaian yang digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan atau hambatan siswa dalam menguasai materi atau kompetensi tertentu serta penyebabnya. Tidak hanya itu asesmen diagnostik juga dapat membantu guru dalam merencanakan pembelajaran yang efisien. Memperoleh informasi yang lengkap tentang siswa (kelebihan, hambatan, kesulitan belajar) dan hasil asesmen diagnostik dapat digunakan sebagai dasar (baseline) untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan (intervensi) yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini guru diharuskan melakukan diagnosis sederhana ini secara berkala setiap bulan di setiap kelas untuk semua jenjang pendidikan. Karena hasil asesmen berguna untuk melakukan adaptasi materi pembelajaran sesuai tingkat kemampuan siswa kelas yang diajarnya. Asesmen diagnostik dilakukan guru di awal kegiatan belajar, hal ini dikarenakan guru ingin melihat kompetensi dan memonitor perkembangan belajar siswa dari aspek kognitif maupun aspek non kognitif.

Asesmen psikologi sangat membantu sekolah dan guru dalam membantu pembelajaran anak. Asesmen yang memiliki output berupa Hasil Pemeriksaan Psikologis dapat menjadi acuan bagi sekolah dan guru apakah perlu melakukan modifikasi kurikulum atau hanya butuh mengganti strategi belajar anak. Tes Psikologi yang dibuat dalam bentuk tertulis, bentuk gambar, ataupun bentuk evaluasi secara verbal.

Asesmen ini dilakukan untuk lebih memahami karakteristik (kebutuhan khusus atau keistimewaan), kebiasaan, kemampuan dan potensi, bakat dan minta, serta mengetahui gaya belajar siswa. Hal ini juga bagian dari program dalam Inovasi Jarik Ma’Siti (Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa). Melalui serangkaian teknik pemetaan dan penyesuaian yang diberi nama Program Gadis Mening Pinter (Gali Data, Identifikasi, Asesmen, Planning matriks, PPI, dan Terapi) akhirnya sekolah mampu memetakan kompetensi siswa, menentukan strategi layanan yang tepat, menentukan skala prioritas layanan, dan menyiapkan instrumen adaptif yang kami sebut Kurikulum ADA S.O.S bagi siswa istimewa. Sehingga kesulitan pembelajaran bisa dilayani sesuai kebutuhan khususnya untuk siswa istimewa dan siswa reguler secara inklusif.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *